Minggu, 13 Agustus 2017

Cerpen: Kiriman diary


Cerpen ini dibuat karena tugas B.indonesia waktu kelas XI semester 1. Lets enjoy! 

1 september 2016
"aku merasa tak enak dengan teman teman, entah mengapa mereka terasa jauh. aku ingin meminta maaf pada cindy, atas sikapnya yang membuatku tak nyaman. namun begitu terasa sulit. sungguh aku takut. takut dalam mengambil keputusan. aku takut mereka menjauh dariku. aku takut jika di hiraukan seperti dulu.
namun saat jam pelajaran selesai. aku mengikat tali sepatu dekat rak. cindy mengajakku pulang. walau hanya sampai gerbang. tiba tiba langkah kaki menjadi hening. cindy memulai pembicaraan mengenai kondisi tubuhnya yang tidak fit.
jika aku memiliki kesempatan lagi, aku ingin lebih banyak berbicara padanya. layaknya seorang teman.."

* * * *
Saat dikelas, seorang perempuan bernama cindy selalu datang menghampiri. hampir tiap hari dia tak pernah absen untuk mengajakku pergi keluar kelas. karena hari yang aku jalani terasa begitu datar. tak ada hal menarik bagai sehelai kertas kosong. aku terima ajakan nya.
Namun kadang kala aku berjaga jarak dengannya. mengingat dia adalah seorang yang dijauhi dikelas karena suatu alasan. aku tak begitu mengerti mengapa celine dan yang lain nya berlaku seperti itu.
saat cindy tidak hadir, banyak yang bertanya kepadaku. aku berkata jika aku tidak tahu. Namun mereka semua mengatakan 'bukan nya kamu yang paling deket?'. kadang aku selalu jengkel. benar benar jengkel. mengapa aku harus berteman dengan orang pecundang seperti dia??
* * * *
Hari sudah sore. aku dan cindy berjalan mengitari jalanan senja berdua. dia bercerita tentang kondisi badan nya yang tidak fit. sejujurnya aku tidak begitu ingin mendengar ceritanya. dia begitu dekat denganku. bahkan memegang tangan. karena tidak mau terbawa dimusuhi teman teman. ku hempaskan tangan itu.
berhari hari sejak kejadian itu, cindy tidak masuk sekolah. entah apa yang terjadi padanya. Namun semua teman sekelas lagi lagi bertanya padaku. aku bingung. sungguh bingung.
Tapi saat pulang kerumah. ibuku memberi sebuah diary berwarna hijau muda.
satu hal yang pasti terjadi. bahwa cindy meninggal. aku tersentak kaget.

"tadi ada yang ngirim ini ke kamu. kayanya sih dari neneknya temen kamu. katanya baca ya, tapi kamu jangan nangis".
aku membuka lembaran buku. aku yakin pasti itu diary milik cindy. tapi mengapa dia memberi ini padaku??

"Di suatu kelas yang ramai. aku duduk terdiam dengan sebuah buku yang telah menjadi bagian dalam hidupku. Mereka tampak ceria dengan canda gurau yang mereka buat bersama sama. begitu hangat, namun hal ini  tidak aku rasakan sama sekali. aku hanyalah penonton dalam pertunjukan.
sepertinya diskriminasi adalah hal yang biasa terjadi dikalangan para pelajar. Karena aku memiliki rupa yang tidak sempurna, tidak populer, dan tidak pintar mungkin menjadi alasan mengapa mereka tidak ingin berteman dengan ku. lagipula, ada batas batas yang tidak boleh aku langgar. yaitu memasuki perkumpulan orang terkenal dikelas. mereka memiliki penampilan bak seorang artis bahkan nyaris sempurna. kasta kami sungguh berbeda. Karena itulah, aku lebih menyukai menyendiri. debut SMA ku, sungguh berjalan dengan gagal.
"gimana sama bunga ini? bagus ga kalau disatuin sama mading?" celine bertanya kepada seseorang yang ku dengar ditelingaku. Karena rasa penasaran, aku segera bangun dari tidurku.hal yang biasa aku lakukan menjelang kelas berakhir. namun saat menghampiri celine yang sedang berdiri dibelakang kelas. dia menatapku tajam dan meninggalkan ku sendiri. hal ini membuatku merasa aneh. apa keberadaanku ini mengganggumu?
sejak istirahat datang. aku pergi ke luar kelas untuk mencari udara bebas. setidaknya ini membuatku lebih nyaman dari sesaknya hati. entah mengapa, hari ini selalu terulang. diskriminasi yang aku alami sungguh tak adil."

 aku membuka halaman berikutnya..
“hari hari ini nmengingatkan ku pada suasana SMP saja.
Di sore hari kala itu. aku membuka pintu kayu, terdengar suaranya yang jelas ditelinga. dan damainya suasana langit jingga.
baju dekil yang penuh spidol menghiasi bagian belakang bajuku. entah mengapa rasanya aku ingin sekali menangis. aku ingin sekali berteriak kepada dunia. mengapa selalu aku yang terkena bully? apa aku ditakdirkan untuk selalu dalam tekanan? aku menangis tergopoh gopoh melewati selasar kelas.
dulu aku adalah anak yang periang, dan selalu ingin tahu. banyak orang orang disekelilingku. aku termasuk kedalam rangking 10besar dikelas. Namun berkat bully yang sering ku alami, aku menjadi orang yang phobia untuk berangkat sekolah, menjadi orang yang pemalas, dan menjadi takut untuk bergaul dengan lingkungan. aku habiskan waktu untuk menyendiri. setidaknya dapat menghibur diri.
bahkan saat aku memasuki dunia SMA. sifat untuk takut bergaul masih melekat. aku takut jika banyak berbicara. dan nyatanya, debut SMA ku pun gagal.
saat istirahat datang, aku memberanikan diri untuk berbicara pada nadia. teman sekelasku
"kenapa ya aku selalu tidak dianggap?. nadia menjawab dengan senyuman. aku tak mengerti.
"karena kamu tertutup. seandainya kamu terbuka. maka ga susah buat kita deketin kamu. waktu istirahat, aku manggil kamu. tapi kamu senantiasa menjauh. mana bisa aku merangkul"
rasanya aku tersentuh pada ucapannya. ternyata sepertiku itukah aku ini?"

karena penasaran. aku semakin bersemangat membaca halaman berikutnya.

"tapi ternyata orang yang aku anggap sebagai teman tidak mau menanggapku teman. aku mengerti. bahkan tanpa kamu berbicara atau meminta maaf aku sudah mengerti.
apa kamu malu berteman denganku? apa aku salah seperti ini??
    ‘Sekarang aku paham. Tidak ada salahnya untuk bersifat terbuka. Setidaknya dengan seperti ini aku bisa mengurangi beban hidupku. Hmm.. rasanya aku harus meminta maaf termasuk pada celine dan yang lainnya, aku menghakimi sifat mereka hanya dari penampilannya, bahkan sebelum aku berbincang dan mengenal mereka dengan baik' 
Terimakasih nadia atas semuanya. hangatnya senyummu, hangatnya candamu, kamu mengajariku apa arti pertemanan”

halaman berikutnya...

"aku pikir ini adalah terakhir kalinya kita bertemu. aku sengaja tak memberita tahumu jika aku mengalami kanker otak. aku hanya berkata aku sedikit pusing kala itu karna aku tahu kamu tidak ingin mendengarnya kan??
sekarang aku sedang operasi. kemungkinan besar aku tidak akan bertahan hidup. tapi aku harap. persahabatan yang singkat ini akan hidup selamanya".

Aku tersedu sedu membacanya. mengapa aku tega berbuat itu? mengapa aku bersikap egois? yatuhan betapa aku salah menilainya. dia hanya seorang yang kesepian dan penakut dalam bergaul. tak seharusnya aku ikut ikutan memusuhi cindy tanpa sebab..
    Beberapa hari kemudian. Aku, celine, dan sifa mengunjungi makam cindy. aku memberi sepucuk bunga pada kuburan nya. "betapa singkat kenangan ini ya" ucapku pada nisan nya.




0 komentar:

Posting Komentar