Cerpen ini dibuat karena tugas B.indonesia waktu kelas XI semester 1. Lets enjoy!
1 september 2016
"aku merasa tak enak dengan teman teman, entah mengapa
mereka terasa jauh. aku ingin meminta maaf pada cindy, atas sikapnya yang
membuatku tak nyaman. namun begitu terasa sulit. sungguh aku takut. takut dalam
mengambil keputusan. aku takut mereka menjauh dariku. aku takut jika di
hiraukan seperti dulu.
namun saat jam pelajaran selesai. aku mengikat tali sepatu
dekat rak. cindy mengajakku pulang. walau hanya sampai gerbang. tiba tiba
langkah kaki menjadi hening. cindy memulai pembicaraan mengenai kondisi
tubuhnya yang tidak fit.
jika aku memiliki kesempatan lagi, aku ingin lebih banyak
berbicara padanya. layaknya seorang teman.."
* * * *
Saat dikelas, seorang perempuan
bernama cindy selalu datang menghampiri. hampir tiap hari dia tak pernah absen
untuk mengajakku pergi keluar kelas. karena hari yang aku jalani terasa begitu
datar. tak ada hal menarik bagai sehelai kertas kosong. aku terima ajakan nya.
Namun kadang kala aku berjaga jarak dengannya. mengingat dia
adalah seorang yang dijauhi dikelas karena suatu alasan. aku tak begitu
mengerti mengapa celine dan yang lain nya berlaku seperti itu.
saat cindy tidak hadir, banyak yang bertanya kepadaku. aku
berkata jika aku tidak tahu. Namun mereka semua mengatakan 'bukan nya kamu yang
paling deket?'. kadang aku selalu jengkel. benar benar jengkel. mengapa aku
harus berteman dengan orang pecundang seperti dia??
* * * *
Hari sudah sore. aku dan cindy berjalan mengitari jalanan
senja berdua. dia bercerita tentang kondisi badan nya yang tidak fit.
sejujurnya aku tidak begitu ingin mendengar ceritanya. dia begitu dekat
denganku. bahkan memegang tangan. karena tidak mau terbawa dimusuhi teman
teman. ku hempaskan tangan itu.
berhari hari sejak kejadian itu, cindy tidak masuk sekolah.
entah apa yang terjadi padanya. Namun semua teman sekelas lagi lagi bertanya
padaku. aku bingung. sungguh bingung.
Tapi saat pulang kerumah. ibuku memberi sebuah diary berwarna
hijau muda.
satu hal yang pasti terjadi. bahwa cindy meninggal. aku
tersentak kaget.
"tadi ada yang ngirim ini ke kamu. kayanya sih dari
neneknya temen kamu. katanya baca ya, tapi kamu jangan nangis".
aku membuka lembaran buku. aku yakin pasti itu diary milik
cindy. tapi mengapa dia memberi ini padaku??
"Di suatu kelas yang ramai. aku
duduk terdiam dengan sebuah buku yang telah menjadi bagian dalam hidupku.
Mereka tampak ceria dengan canda gurau yang mereka buat bersama sama. begitu
hangat, namun hal ini tidak aku rasakan
sama sekali. aku hanyalah penonton dalam pertunjukan.
sepertinya diskriminasi adalah hal
yang biasa terjadi dikalangan para pelajar. Karena aku memiliki rupa yang tidak
sempurna, tidak populer, dan tidak pintar mungkin menjadi alasan mengapa mereka
tidak ingin berteman dengan ku. lagipula, ada batas batas yang tidak boleh aku
langgar. yaitu memasuki perkumpulan orang terkenal dikelas. mereka memiliki
penampilan bak seorang artis bahkan nyaris sempurna. kasta kami sungguh
berbeda. Karena itulah, aku lebih menyukai menyendiri. debut SMA ku, sungguh
berjalan dengan gagal.
"gimana sama bunga ini? bagus ga
kalau disatuin sama mading?" celine bertanya kepada seseorang yang ku
dengar ditelingaku. Karena rasa penasaran, aku segera bangun dari tidurku.hal
yang biasa aku lakukan menjelang kelas berakhir. namun saat menghampiri celine
yang sedang berdiri dibelakang kelas. dia menatapku tajam dan meninggalkan ku
sendiri. hal ini membuatku merasa aneh. apa keberadaanku ini mengganggumu?
sejak istirahat datang. aku pergi ke
luar kelas untuk mencari udara bebas. setidaknya ini membuatku lebih nyaman
dari sesaknya hati. entah mengapa, hari ini selalu terulang. diskriminasi yang
aku alami sungguh tak adil."
aku membuka halaman
berikutnya..
“hari hari ini nmengingatkan ku pada
suasana SMP saja.
Di sore hari kala itu. aku membuka
pintu kayu, terdengar suaranya yang jelas ditelinga. dan damainya suasana
langit jingga.
baju dekil yang penuh spidol
menghiasi bagian belakang bajuku. entah mengapa rasanya aku ingin sekali
menangis. aku ingin sekali berteriak kepada dunia. mengapa selalu aku yang terkena
bully? apa aku ditakdirkan untuk selalu dalam tekanan? aku menangis tergopoh
gopoh melewati selasar kelas.
dulu aku adalah anak yang periang,
dan selalu ingin tahu. banyak orang orang disekelilingku. aku termasuk kedalam
rangking 10besar dikelas. Namun berkat bully yang sering ku alami, aku menjadi
orang yang phobia untuk berangkat sekolah, menjadi orang yang pemalas, dan
menjadi takut untuk bergaul dengan lingkungan. aku habiskan waktu untuk
menyendiri. setidaknya dapat menghibur diri.
bahkan saat aku memasuki dunia SMA.
sifat untuk takut bergaul masih melekat. aku takut jika banyak berbicara. dan
nyatanya, debut SMA ku pun gagal.
saat istirahat datang, aku
memberanikan diri untuk berbicara pada nadia. teman sekelasku
"kenapa ya aku selalu tidak dianggap?.
nadia menjawab dengan senyuman. aku tak mengerti.
"karena kamu tertutup.
seandainya kamu terbuka. maka ga susah buat kita deketin kamu. waktu istirahat,
aku manggil kamu. tapi kamu senantiasa menjauh. mana bisa aku merangkul"
rasanya aku tersentuh pada ucapannya.
ternyata sepertiku itukah aku ini?"
karena penasaran. aku semakin bersemangat membaca halaman
berikutnya.
"tapi ternyata orang yang aku
anggap sebagai teman tidak mau menanggapku teman. aku mengerti. bahkan tanpa
kamu berbicara atau meminta maaf aku sudah mengerti.
apa kamu malu berteman denganku? apa
aku salah seperti ini??
‘Sekarang aku paham. Tidak ada salahnya untuk bersifat terbuka.
Setidaknya dengan seperti ini aku bisa mengurangi beban hidupku. Hmm.. rasanya
aku harus meminta maaf termasuk pada celine dan yang lainnya, aku menghakimi
sifat mereka hanya dari penampilannya, bahkan sebelum aku berbincang dan
mengenal mereka dengan baik'
Terimakasih nadia atas semuanya.
hangatnya senyummu, hangatnya candamu, kamu mengajariku apa arti pertemanan”
halaman berikutnya...
"aku pikir ini
adalah terakhir kalinya kita bertemu. aku sengaja tak memberita tahumu jika aku
mengalami kanker otak. aku hanya berkata aku sedikit pusing kala itu karna aku
tahu kamu tidak ingin mendengarnya kan??
sekarang aku sedang operasi.
kemungkinan besar aku tidak akan bertahan hidup. tapi aku harap. persahabatan
yang singkat ini akan hidup selamanya".
Aku tersedu sedu membacanya. mengapa aku tega berbuat itu?
mengapa aku bersikap egois? yatuhan betapa aku salah menilainya. dia hanya
seorang yang kesepian dan penakut dalam bergaul. tak seharusnya aku ikut ikutan
memusuhi cindy tanpa sebab..
Beberapa hari
kemudian. Aku, celine, dan sifa mengunjungi makam cindy. aku memberi sepucuk
bunga pada kuburan nya. "betapa singkat kenangan ini ya" ucapku pada
nisan nya.
0 komentar:
Posting Komentar